Senin, 19 September 2011

Malam Galau part II

Hal yang paling benar ketika sedang ngerasa galau adalah merenung.
Malam ini, suasananya sepi banget dirumah. Tiap orang disini (rumah saya) seperti sibuk dengan pikiran dan perasaan kami masing-masing.
Seperti biasa, setiap pukul 20.00 saya sudah stand by dikamar. Bukan untuk tidur sebenarnya, yaa...saya sih nyebutnya ngelewatin eaktu yang berkualitas untuk diri saya sendiri. hehe. yaa.. saya nonton tv lah, internetan, baca novel, atau cuma sekedar dengar musik favorit saya.
Malam ini, saya ditemani segelas teh manis panas favorit saya, dengan fikiran ssaya yang yaaaa bisa dibilang kacau saat ini.
Kemarin, hari minggu...
tiba-tiba "dia" mengakui semua kesalahannya..walaupun saya sebenarnya sudah tahu tentang kebusukannya dia selama ini. Engga ada angin, badai, topan atau apapun..hari itu pengakuan itu, membuat telinga dan hati jadi panas. Panass... sekali. Ya, pada saat seperti ini, pilihan mutlak adalah menangis.
Ternyata semua yang saya tuduhkan selama ini adalah benar, sangat benar..bahkan lebih parah dari apa yang saya bayangkan. Sakitttt sekali...
yang paling menyakitkan adalah, ketika orang yang paling saya sayang itu menangis, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk membelanya. Itu satu lagi hal yang bisa dijadikan definisi dari kata "perih"..
Jika saya bisa teriak pada saat itu, sepertinya saya sudah teriak kencanggg sekali sampai pita suara saya putus. atau jika saya bisa berlari dengan kencang, mungkin saya sudah bisa mengelilingi dunia kali sampai saya lupa untuk menangis karena terlalu lelah. Tapi pada saat itu, yang bisa saya lakuin cuma nangis dan mengendalikan keadaan supaya semuanya normal..minimal suasananya bisa lebih nyaman, tidak terlalu tegang. Saya sangat mengutuk dia, mengumpat dengan kata-kata terkasar yang saya tau. Dada saya terlalu sesak untuk bermanis-manis lidah...
Singkat cerita, akhirnya pada malam itu, keadaan saya ambil alih semuanya. Karena mau ga mau, itulah tanggung jawab saya. Selain masalah ini, pada saat yang sama saya dikejar oleh deadline skripsi saya, ya Tuhann..sulit sekali untuk menjadi bijaksana disaat yang bersamaan. Saya melemah..saya hampir kalah..dan hampir menyerah..terlalu sakit, berat dan sangat mengesalkan sekali.
Semalaman saya menangis, mata bengkak, kepala pusing menjadi paket yang ga bisa saya hindari.Ada kalanya saya sangat terpuruk, saya sangat meraasa ini semua ga adil. Terlalu sering dan terlalu sakit ternyata.
Saya membiarkan hati dan fikiran saya liar berfikiran negatif. Sampai saya capek sendiri. Saya diam...masih dengan sesak dada yang sangat ga nyaman..saya berusaha mengingat semuanya, saya runut bagian2 kejadian yang memalukan itu, saya mencoba berfikir positif...
ya, hati saya terasa lebih nyaman... saya berfikir, "masih untung dia jujur, daripada ga sama sekali. Walaupun nyakitin, lo harus sadar sof, orang jujur harus dihargai..."
saya berusaha mensugesti diri saya sendiri. Agar semua ini jadi normal...
sampai saat ini, saya masih berusah buat menerima semua itu. Bagaimanapun, kejujuran itu adlah hal yang mulia...dan saya teringat nasehat dari mamah saya, bahwa Tuhan selalu memberikan kita ujian sebelum dia menganugerahi kita kebahagiaan dan kedewasaan... yup..saya fikir saat ini saya sedang dalam ujian Tuhan, saya kuat...karena TUHAN beserta saya..


Sofi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Blog Theme and Templates